SURABAYA, Nusantaraabadinews.com – Proses identifikasi korban robohnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, terus dilakukan secara intensif oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur. Hingga Sabtu malam (11/10/2025), satu lagi korban berhasil teridentifikasi.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, mengungkapkan perkembangan terbaru tersebut saat konferensi pers di Posko DVI RS Bhayangkara Surabaya.

“Update dari proses identifikasi kantong jenazah hari ini, Tim DVI Polda Jatim berhasil mengenali satu jenazah santri Ponpes Al-Khoziny,” ujar Kombes Pol Abast.
Ia menegaskan, tim DVI bekerja siang dan malam tanpa henti, melibatkan berbagai pihak serta tenaga ahli yang berkompeten di bidangnya. “Bahwa tim DVI ini dibentuk tentunya bersama-sama dengan instansi terkait yang ada,” tambahnya.
Kabiddokkes Polda Jatim, Kombes Pol Dr. dr. Mohammad Khusnan Marzuki, menyampaikan bahwa jenazah yang berhasil diidentifikasi berasal dari kantong jenazah nomor Post Mortem RSB B-059.
“Jenazah teridentifikasi melalui DNA dan medis gigi, cocok dengan nomor Antemortem 056 atas nama Muhammad Ridwan Sahari, laki-laki, 14 tahun, warga Bendul Merisi Jaya Timur No.17, RT 002 RW 012, Kelurahan Bendul Merisi, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya,” jelas Kombes Pol Khusnan.
Dengan tambahan satu identifikasi ini, total 51 korban dari 67 kantong jenazah telah berhasil diidentifikasi oleh tim gabungan hingga hari ini.
Kombes Pol Khusnan menegaskan seluruh proses identifikasi dilakukan secara ilmiah dan teliti untuk memastikan keakuratan data yang tidak terbantahkan.
“Untuk supaya identifikasi ini betul-betul tidak terbantahkan atau 99,99%, sehingga kami lakukan dengan tes DNA dan rekonsiliasi ante mortem dan post mortem,” katanya.
Selain pemeriksaan DNA, metode medis gigi juga digunakan sebagai langkah verifikasi tambahan untuk memperkuat hasil identifikasi.
Ia juga meminta keluarga korban untuk tetap sabar, seraya memastikan bahwa tim DVI terus bekerja maksimal demi kepastian seluruh identitas korban.
Dari total laporan kehilangan (antemortem) sebanyak 63, sebanyak 51 korban telah teridentifikasi. Sedangkan 12 korban masih dalam proses identifikasi dan 13 kantong jenazah belum terverifikasi.
“Jadi kantong jenazah yang sudah teridentifikasi ada 54 dengan identitas korban sebanyak 51,” pungkas Kombes Pol Khusnan.
Ia menambahkan, proses identifikasi membutuhkan waktu berbeda-beda tergantung kondisi korban dan kelengkapan data pembanding. “Kalau dulu bisa sampai dua bulan. Jadi saya berharap bisa cepat. Kami sering kontak dengan Pusdokkes juga untuk betul-betul menjaga ketelitian dan kecepatan,” imbuhnya.
Proses identifikasi ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari Pusdokkes Polri, Biddokkes Polda Jatim, Persatuan Dokter Forensik Indonesia (PDFI), Rumah Sakit Bhayangkara se-Jawa Timur, serta unsur pemerintah daerah.
Dengan kerja keras tim DVI dan seluruh unsur terkait, diharapkan seluruh korban dapat segera teridentifikasi agar keluarga mendapatkan kepastian dan jenazah bisa dimakamkan dengan layak.(**)