SURABAYA, Nusantaraabadinews.com – Hubungan perdagangan antara Indonesia dan Yaman kembali menunjukkan babak baru melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Wadi Hadramaut dan Sahara (Yaman) dengan Kadin Kota Surabaya serta Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Surabaya, Jumat (24/10), yang dilakukan di Kantor Kadin Kota Surabaya.
Kesepakatan ini menjadi langkah konkret dalam mempererat jejaring dagang, investasi, dan pertukaran informasi bisnis antara pelaku usaha kedua negara.
Kerja sama tersebut ditandatangani oleh Ketua Kamar Dagang dan Industri Wadi Hadramaut dan Sahara (Yaman) Arif Al-Zubaidi, Ketua Kadin Surabaya H. Muhammad Ali Affandi LNM, dan Ketua HIPMI Surabaya Benny Setiawan Santosa. Hadir menyaksikan penandatanganan itu antara lain Raka Bagus selaku Wakil Ketua Kadin Surabaya, Anis Assegaf selaku Wakil Ketua HIPMI Surabaya, Adam Syarief Thamrin selaku Sekretaris HIPMI Surabaya sekaligus Direktur Eksekutif Kadin Kota Surabaya serta M. Ali Irsyad sebagai Kepala Bidang Kerjasama HIPMI Kota Surabaya.
Dari pihak diplomatik, turut hadir Mehiman Ahmad Yasin, pejabat urusan ekonomi Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Yaman dan Oman, bersama sejumlah anggota Dewan Kadin Wadi Hadramaut dan Sahara (Yaman) dan Staf KBRI Yaman dan Oman.
Kerja sama ini bertujuan memperkuat hubungan antar pelaku usaha melalui penyelenggaraan kunjungan dagang timbal balik, forum bisnis virtual, serta pertukaran informasi sektor perdagangan dan produksi di kedua wilayah.
Selain itu, para pihak juga sepakat untuk membuka jalur komunikasi yang lebih intensif dalam rangka memperluas peluang ekspor-impor serta mengidentifikasi sektor potensial yang bisa dikerjasamakan, mulai dari produk pertanian, rempah, hingga sektor logistik dan teknologi layanan.
Secara historis, hubungan antara Yaman dan Indonesia bukanlah hal baru.
Jauh sebelum kedua negara berdiri dalam bentuk modern, para pedagang asal Hadramaut telah menjadi bagian dari sejarah sosial dan ekonomi kepulauan Nusantara, mereka berperan penting dalam perdagangan maritim di wilayah Asia Tenggara dan turut membawa pengaruh budaya, bahasa, serta nilai-nilai Islam yang hingga kini masih terasa kuat di berbagai daerah di Indonesia, hubungan kultural inilah yang menjadi dasar kuat bagi upaya memperbarui kemitraan ekonomi kedua bangsa di era modern.
Dalam konteks ekonomi kontemporer, kerja sama ini dinilai relevan dengan potensi yang masih terbuka lebar. Berdasarkan data UN Comtrade 2024, nilai ekspor Indonesia ke Yaman mencapai sekitar 135 juta dolar AS, sementara impor dari Yaman tercatat sebesar 7,1 juta dolar AS. Angka tersebut menunjukkan bahwa neraca perdagangan masih didominasi oleh surplus bagi Indonesia, namun juga mencerminkan potensi pasar yang dapat digarap lebih jauh, terutama di sektor kebutuhan pokok, bahan industri, dan layanan teknis.
Di sisi lain, tantangan ekonomi di Yaman yang masih terdampak situasi keamanan dan rekonstruksi pascakonflik justru membuka peluang bagi kerja sama investasi jangka panjang, khususnya dalam pengembangan sektor logistik, pangan, dan perdagangan lintas pelabuhan. Indonesia, dengan pengalaman dalam pembangunan infrastruktur serta dukungan dari jejaring pelaku usaha daerah seperti Kadin Surabaya dan HIPMI, diharapkan mampu memainkan peran penting dalam membantu penguatan rantai pasok dan pemulihan ekonomi Yaman melalui kemitraan bisnis.
Ketua Kadin Surabaya Muhammad Ali Affandi LNM menyebut penandatanganan MoU ini sebagai momentum strategis bagi pengusaha daerah untuk memperluas jaringan internasional. “Surabaya adalah salah satu hub logistik utama di Indonesia Timur. Melalui kerja sama ini, kami ingin membuka jalur perdagangan baru yang bermanfaat bagi pelaku usaha kedua negara,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Kadin Wadi Hadramaut dan Sahara Arif Al-Zubaidi menilai kerja sama ini sebagai jembatan penting bagi peningkatan kapasitas ekonomi antara komunitas usaha Hadramaut dan Indonesia.
“Kami melihat Surabaya sebagai mitra potensial karena memiliki infrastruktur pelabuhan yang kuat dan komunitas bisnis yang terbuka terhadap kemitraan internasional,” ungkapnya.
Sedangkan, Ketua Umum HIPMI Surabaya, Benny Setiawan Santosa menegaskan pentingnya keterlibatan pelaku usaha muda domestik dalam memperkuat diplomasi ekonomi.
“Kerja sama ini bukan hanya soal perdagangan, tapi juga membangun jejaring antar pengusaha muda lintas negara. Kami ingin HIPMI menjadi penggerak kolaborasi ekonomi dalam negeri,” katanya.
Penandatanganan nota kesepahaman ini juga diikuti dengan rencana penyusunan agenda kerja bersama selama dua tahun ke depan, yang meliputi penyelenggaraan misi dagang, forum investasi, serta program digital matchmaking antar pelaku usaha.
Dengan adanya komitmen tersebut, kerja sama antara Hadramaut dan Surabaya diharapkan menjadi model hubungan dagang subnasional yang produktif dan berkelanjutan, serta berkontribusi terhadap peningkatan hubungan ekonomi Indonesia–Yaman di masa mendatang. (Yudi)






