SURABAYA, Nusantaraabadinews.com – Komunitas Peduli Anak We’re Different But One Purpose (Wepose) atau Kita Beda-Kita Kerjasama, ada di 30 Titik di Surabaya dan 5 kota di Indonesia. Salah satunya diwilayah Kecamatan Rungkut Surabaya.
Babinsa Koramil 0830/11 Rungkut, Serka Imam Nasikun, yang hadir dalam kegiatan mengatakan tujuan kegiatan tersebut untuk memberikan edukasi pada anak usia dini.
Kegiatan yang diselenggarakan di Balai RW15 Jalan Griya Medayu Utara I Kelurahan Medokan Ayu Kecamatan Rungkut Kota Surabaya ini juga dapat memperkuat tentang wawasan kebangsaan yang jadi salah satu program prioritas TNI dalam pertahanan Negara.
“Khususnya dalam mengenal dan memahami makna dari Bhinneka Tunggal Ika agar dapat teralokasi dengan baik dilingkungan sekolah mereka maupun di lingkungan tempat tinggal masing-masing,” ujar Serka Imam, Minggu (26/10/25).
Bhineka Tunggal Ika menjadi identitas bangsa yang menyatukan keberagaman
suku, agama, budaya, dan bahasa. Namun, kondisi saat ini menunjukkan bahwa
semangat kebhinekaan masih menghadapi tantangan.
Beberapa kasus intoleransi,
diskriminasi, hingga ujaran rasis yang muncul di ruang publik menjadi bukti bahwa
kesadaran akan pentingnya persatuan harus terus diperkuat.
“Survei Komnas HAM
(2023) mencatat lebih dari 300 pelanggaran kebebasan beragama dan
berkeyakinan di Indonesia, sementara BPS (2022) menunjukkan intoleransi masih
ada di kalangan muda,” terangnya.
Sebagai generasi penerus bangsa, pemuda memiliki peran penting dalam merawat
kebhinekaan.
Namun, realita sekarang seringkali menunjukkan hal sebaliknya,
seperti perbedaan pendapat di media sosial yang berujung konflik, atau menurunnya sikap saling menghargai di lingkungan sekitar.
“Jika dibiarkan, kondisi ini
bisa memicu perpecahan dan mengancam persatuan bangsa. Oleh karena itu, upaya
memperkuat kebhinekaan perlu dilakukan secara berkelanjutan dengan melibatkan
peran aktif generasi muda dari berbagai daerah,” jelasnya lagi.
Kelima bidang tersebut menjadi wadah bagi anak muda untuk menyalurkan ide,
menggagas solusi, dan menciptakan perubahan yang selaras dengan nilai-nilai
Pancasila.
Ketua RW15 Kelurahan Medokan Ayu, Mikhael Markus menambahkan dengan membawa semangat kepahlawanan, SUARA 2025 bukan hanya
ruang kampanye sosial saja.
“Tetapi juga gerakan kolaboratif yang menegaskan bahwa
kebhinekaan bukan sekadar semboyan, melainkan nilai hidup yang harus terus
dirawat dan diperjuangkan bersama,” kata Mikhael Markus.
Kegiatan tersebut mengundang puluhan anak diwilayah tingkat RW dengan pemateri dari Komunitas Wepose yang berjumlah 12 anggota.(**)






