SURABAYA, Nusantaraabadinews.com – Tingkat kepercayaan masyarakat pada media penyiaran khususnya televisi sangat tinggi yaitu 43,5%. Di sisi lain jumlah media penyiaran di Jawa Timur yang cukup banyak adalah modal utama untuk mengantisipasi penyebaran informasi hoaks jelang Pilkada 2024.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin dalam sambutannya yang dibacakan Eko Setiawan, Ketua Tim Kemitraan Komunikasi Publik di acara Literasi Demokrasi Digital yang bertajuk Peran Media Penyiaran dalam Menjaga Kondusifitas Wilayah Jelang Pemilihan Kepala Daerah 2024 di Surabaya, Kamis (17/10/2024).
Hadir dalam acara yang diselenggarakan di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa AWS) tersebut perwakilan Diskominfo Provinsi Jatim, Ketua KPID Provinsi Jatim, Ketua Stikosa AWS, Ketua atau perwakilan dari Organisasi penyiaran di Jawa Timur, serta mahasiswa di lingkungan Surabaya.
Dalam sambutannya, Sherlita juga mengungkap urgensi bagi pemerintah untuk mengambil langkah antisipasi munculnya konflik jelang Pilkada 2024.
“Kita berada pada jumlah Pilkada terbanyak se-Indonesia, yaitu dalam 38 Kabupaten/Kota di satu Provinsi, juga pada calon tunggal terbanyak kedua di Indonesia, dan termasuk pada 5 provinsi dengan kerawanan tinggi” ujarnya.
Ia menambahkan, adanya kegiatan ini menjadi satu bentuk persiapan antisipasi akan hoaks yang menjadi salah satu isu strategis yang berpotensi menimbulkan konflik menjelang Pilkada.
“Kabar baiknya, masyarakat masih percaya pada media penyiaran, dan dengan adanya 381 media penyiaran di Jawa Timur, kami harap dapat menjadi modal utama dalam diseminasi informasi publik mengenai Pilkada 2024” kata Eko.
Lebih lanjut dijelaskan, adanya diseminasi informasi publik ini bertujuan agar masyarakat mengetahui proses dan tahapan pilkada, meningkatkan optimisme masyarakat terhadap proses demokratis di daerah, meningkatkan partisipasi masyarakat dan meminimalisir informasi bohong ditengah-tengah masyarakat.
Sementara itu, Jokhanan Kristiyono, Ketua Stikosa AWS, menyampaikan terima kasih kepada Diskominfo yang sudah mempercayakan Stikosa dalam proses belajar mengenai langkah menjaga kondusifitas jelang Pilkada 2024. Karena menurutnya, disinformasi kian melesat, maka dari itu pihaknya menjadikan hal ini sebagai penetrasi belajar hari ini.
“Jadi kenapa hoaks menjadi topik utama hari ini karena tercatat 2.330 hoaks muncul di 2023, 1.293 nya informasi hoaks tentang pemilu” ungkapnya.
Jokhanan menambahkan anak muda lebih di highlight pada misi kali ini karena 55% pemilih pada Pilkada ini adalah anak muda. Ia mengimbau agar anak muda tidak menyia-nyiakan hak pilihnya.
Lebih lanjut, Ia juga mengimbau agar anak muda berpartisipasi dalam literasi digital terutama di bidang politik. Menurutnya, dengan literasi demokrasi digital yang baik, mereka dapat membantu memfilter informasi & mendorong penggunaan media sosial yang bertanggung jawab.
“Demokrasi digital membawa peluang dan tantangan bagi pemilu dan pilkada di Indonesia. Di satu sisi, ia mendorong transparansi dan keterlibatan publik, namun di sisi lain menyebarkan hoaks dan polarisasi sosial menjadi ancaman nyata” ujarnya.
Sebagai informasi, pada kegiatan ini dimulai dengan adanya penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) antara KPID Jatim dan Stikosa AWS. Penandatanganan disaksikan oleh Eko Setiawan, perwakilan Kepala Dinas Kominfo Jawa Timur. MOU ini mencakup kesepakatan terkait Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang meliputi kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. (put-mhr/red)
Dinas KOMINFO JATIM