GP Ansor Jatim dan BKKBN Teken MoU Percepat Penurunan Stunting Lewat Edukasi dan Aksi Nyata di Syawal Fest 2025

  • Whatsapp
Img 20250413 Wa0039
"Penandatanganan MoU antara GP Ansor Jatim dan BKKBN dalam Syawal Fest 2025 di Surabaya"

SURABAYA, Nusantaraabadinews – Syawal Fest 2025 yang digelar meriah di Jatim International Expo, Surabaya, Minggu (13/4/2025), menjadi momentum strategis dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk pembangunan keluarga dan penguatan kepemudaan di Jawa Timur.

Dalam rangkaian Halal Bihalal Akbar dan Inagurasi Pelantikan, Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Timur bersama BKKBN Provinsi Jawa Timur resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mempercepat penurunan angka stunting. Penandatanganan ini tak sekadar simbolis, tetapi menandai komitmen konkret antara organisasi pemuda dan pemerintah dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat secara sistematis.

Bacaan Lainnya
Img 20250413 Wa0039
“Penandatanganan MoU antara GP Ansor Jatim dan BKKBN dalam Syawal Fest 2025 di Surabaya”

MoU strategis tersebut disaksikan sejumlah tokoh nasional dan daerah, seperti Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria, Kepala BKKBN Jatim Dra. Maria Ernawati, MM, Ketua PWNU Jatim KH. Abdul Hakim Mahfudz, serta perwakilan Kapolda Jatim Kombes Pol Dr. Luthfie Sulistiawan dan Ketua PW GP Ansor Jatim H. Musaffa Safril, S.H., M.H.

Ketua PW GP Ansor Jatim, H. Musaffa Safril menegaskan bahwa kerja sama ini akan menyasar langsung masyarakat akar rumput melalui edukasi dan pencegahan pernikahan usia dini, yang terbukti menjadi salah satu pemicu tingginya angka stunting.

“Kita dengan BKKBN akan melakukan kerja sama berkelanjutan, melibatkan sahabat-sahabat Ansor di tingkat ranting, khususnya untuk mengedukasi masyarakat di wilayah kantong stunting seperti Tapal Kuda dan Madura,” tegasnya.

Musaffa juga mengungkapkan bahwa edukasi tidak hanya berbasis komunitas umum, tapi juga akan menyasar pesantren, yang selama ini menjadi salah satu titik praktik pernikahan usia muda.

“Langkah ini bagian dari strategi menurunkan angka stunting secara sistematis dan berbasis komunitas,” imbuhnya.

Dra. Maria Ernawati, MM dari BKKBN Jawa Timur menambahkan, program ini tidak hanya bersifat edukatif, tetapi juga akan diikuti dengan aksi nyata melalui pembentukan “Pojok Bangga” di lingkungan pesantren.

“Di sana, pemuda yang akan menikah bisa mendapatkan informasi tentang pembangunan keluarga berkualitas dan pencegahan stunting,” jelas Maria.

Ia menekankan bahwa pendekatan kolaboratif menjadi kunci keberhasilan program.

“Kita tidak bisa kerja sendiri. Harus melibatkan organisasi masyarakat seperti GP Ansor, komunitas pesantren, dan mitra lain, termasuk Gerakan Ayo Mondok,” katanya.

Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat prevalensi stunting di Jawa Timur sebesar 17,7 persen. Walaupun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, angka ini masih belum menyentuh target nasional yakni 14 persen pada 2024 dan 12 persen di tahun 2025.

“Dengan kerjasama ini, kita harap angka stunting di Jatim bisa terus turun, terutama melalui edukasi pernikahan sehat dan penguatan SDM muda di wilayah-wilayah kritis,” tutup Maria.

Tak hanya penandatanganan MoU, Syawal Fest 2025 juga dimeriahkan parade budaya dan talkshow bertema “Menyiapkan SDM Unggul di Era Digital Menuju Indonesia Emas 2025”. Talkshow ini menggugah kesadaran akan tantangan generasi muda di era digital, dan pentingnya peran aktif organisasi kepemudaan dalam mencetak karakter bangsa.

Sejumlah tokoh turut hadir, seperti Wisesa Witarya dari KAI Logistik Wilayah Timur, Plt. Dirut PT BPR Jatim Irwan Eka Wijaya Arsyad, dan Deputi Direktur PT Bumi Lamongan Sejati, Pujian.(**)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *