SURABAYA, Nusantaraabadinews – Dalam kunjungan kerja ke Kantor Perwakilan BKKBN Jawa Timur pada Selasa, 6 Mei 2025, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, S.Ag., M.Pd., menegaskan arah kebijakan nasional terkait penguatan program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga. Kegiatan dimulai dengan penanaman pohon beringin sebagai simbol pelestarian lingkungan dan komitmen jangka panjang terhadap keberlanjutan hidup masyarakat.
Seluruh jajaran pegawai Perwakilan BKKBN Jatim menyambut kehadiran Menteri Wihaji dalam apel pagi yang dilaksanakan dengan penuh disiplin di halaman kantor. Usai apel, Menteri Wihaji melakukan inspeksi ke sejumlah ruangan dan fasilitas operasional guna memastikan pelayanan publik berjalan maksimal dan efisien.
Di Ruang Lestari, Menteri Wihaji berdialog dengan 14 Forum GenRe dari berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur serta 60 Duta GenRe dari enam daerah yakni Sidoarjo, Surabaya, Mojokerto, Bangkalan, Gresik, dan Lamongan. Total peserta dalam kegiatan ini mencapai 74 orang.

Dalam sesi dialog, Menteri menekankan pentingnya peran generasi muda sebagai agen perubahan dalam mengampanyekan Triad Kesehatan Reproduksi Remaja: menunda usia pernikahan, menjauhi seks bebas, dan menjauhi narkoba.
“Saya ingin setiap kunjungan bertemu dengan GenRe, karena mereka adalah generasi penerus masa depan Indonesia. Mereka harus menjadi contoh bagi teman-temannya untuk menjauhi pernikahan dini, seks bebas, dan narkoba,” tegas Menteri Wihaji.
Dalam upaya meningkatkan akses pelayanan KB, Menteri Wihaji mengumumkan pelaksanaan KB serentak di 481 pabrik di seluruh Indonesia mulai Rabu, 7 Mei 2025. Fokus program ini adalah pemasangan kontrasepsi implan dan IUD secara gratis bagi pekerja perempuan, dengan target 40.000 hingga 50.000 akseptor.
Peluncuran resmi akan dilaksanakan di PT. Rhaindo Putra Lestari, Pasuruan dan disiarkan secara daring serentak di seluruh Jawa Timur.
“Kenapa perempuan-perempuan? Karena memang itu bagian dari kewajiban kita, negara hadir untuk melayani mereka dalam pemasangan kontrasepsi gratis, agar mereka tetap produktif dan angka kelahiran dapat diatur,” jelas Menteri Wihaji.
Program GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) menjadi perhatian khusus. Dengan melibatkan individu, lembaga, korporasi, dan media, program ini telah menjangkau 141.000 anak dari keluarga risiko stunting, dan didukung oleh 20.000 orang tua asuh aktif, termasuk penyuluh dari Jawa Timur.
“GENTING adalah gerakan orang tua asuh cegah stunting. Kita kumpulkan orang-orang, korporasi, YSN, lembaga, media, dan perguruan tinggi untuk menyiapkan diri sebagai orang tua asuh bagi anak-anak dari keluarga risiko stunting,” terang Menteri.
Sementara itu, untuk menjawab tantangan keterlibatan ayah dalam pengasuhan, program GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia) diperkenalkan. Di Jawa Timur, gerakan ini diimplementasikan melalui layanan vasektomi serentak di 38 kabupaten/kota dengan target 262 akseptor pria.
Kunjungan ini juga menandai konsistensi Kemendukbangga/BKKBN dalam menyatukan dua misi besar: pengelolaan kependudukan dan pembangunan keluarga.
“Kita mengurus dua urusan: kependudukan dan pembangunan keluarga. Selama ada dua urusan ini, Insya Allah kita hadir. Kependudukan salah satunya pelayanan KB untuk tumbuh seimbang, dan pembangunan keluarga untuk menciptakan keluarga yang mandiri, tentram, dan bahagia,” pungkas Menteri Wihaji.
Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Dra. Maria Ernawati, M.M., menambahkan bahwa kunjungan ini juga menjadi ajang monitoring kesiapan program KB di perusahaan, yang akan diluncurkan secara resmi besok.
“Tadi sudah diikuti oleh 481 perusahaan se-Indonesia, dan besok akan dilaksanakan peluncuran secara daring di seluruh Jawa Timur,” ujarnya.(**)