Banyuwangi, Nusantaraabadinews.com – Polda Jawa Timur mendirikan sejumlah posko darurat di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menyusul insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Rabu malam (2/7).
Kepala Bidang Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, dalam keterangannya pada Jumat (4/7) menyampaikan bahwa posko informasi, posko SAR gabungan, serta posko DVI (Disaster Victim Identification) telah beroperasi untuk membantu proses pencarian, identifikasi, dan pendataan korban.
“Keluarga korban bisa mencari informasi dan menyerahkan data terkait anggota keluarganya yang masih hilang di posko yang sudah kami siapkan,” ujar Kombes Pol Abast.
Di posko informasi tersebut, petugas menampilkan daftar penumpang yang ditemukan selamat maupun yang dinyatakan meninggal dunia.
Hingga berita ini diturunkan, Tim SAR gabungan melaporkan telah mengevakuasi 36 orang korban. Dari jumlah tersebut, 30 orang berhasil diselamatkan dan 6 orang ditemukan meninggal dunia. Sebanyak 21 korban selamat berasal dari Ketapang, Banyuwangi, dan 9 lainnya dari Gilimanuk, Bali.
Seluruh korban dievakuasi dari wilayah perairan Bali dan ditangani oleh Polres Jembrana, Polda Bali. Proses identifikasi jenazah dilakukan oleh Tim DVI Polda Bali di Posko Gilimanuk, kemudian dikoordinasikan dengan Tim DVI Polda Jatim untuk proses penyerahan jenazah di Posko Ketapang, Banyuwangi.
“Hingga saat ini, tim SAR gabungan masih terus melakukan upaya pencarian terhadap korban yang belum ditemukan,” tambah Kombes Abast.
Diketahui, KMP Tunu Pratama Jaya berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk pada Rabu malam dan dilaporkan tenggelam pada pukul 23.35 WIB di koordinat 8°9’32.35″S 114°25’6.38″E. Berdasarkan manifest kapal, terdapat 53 penumpang, 12 anak buah kapal (ABK), serta 22 unit kendaraan di atas kapal. (Abie)