Polda Jatim Pastikan Proses Hukum Robohnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Berjalan, Ponpes Serahkan Sepenuhnya ke Polisi

  • Whatsapp
Compress 20251008 202648 8115
Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Jules Abraham Abast

SURABAYA, Nusantaraabadinews.com – Kepolisian Daerah Jawa Timur menegaskan komitmennya untuk menuntaskan proses hukum terkait peristiwa robohnya bangunan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, yang terjadi pada 29 September 2025. Insiden memilukan ini menelan sejumlah korban jiwa dan menjadi sorotan publik, terutama terkait aspek keselamatan bangunan dan potensi kelalaian konstruksi.

Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Jules Abraham Abast, memastikan bahwa jajaran Polda Jatim telah mengambil langkah-langkah hukum sesuai prosedur yang berlaku.

Bacaan Lainnya

“Perlu saya tegaskan kembali bahwa Polda Jawa Timur sejauh ini telah menyampaikan pernyataan resmi dari Bapak Kapolda bahwa proses hukum akan kami lakukan,” ujarnya, Rabu (8/10/2025).

Compress 20251008 202648 8115
Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Jules Abraham Abast

Ia menambahkan, langkah hukum akan berjalan secara transparan dan profesional. “Tentu kita akan melakukan tindakan-tindakan di awal proses, mulai dari penyelidikan hingga nanti ditingkatkan ke tahap penyidikan,” tegasnya.

Meski proses hukum menjadi perhatian publik, Kombes Jules menegaskan bahwa fokus utama Polda Jawa Timur saat ini adalah memastikan seluruh korban berhasil diidentifikasi secara ilmiah oleh tim DVI (Disaster Victim Identification) Polda Jatim.

“Proses identifikasi dari tim DVI masih terus dilakukan. Untuk keluarga korban yang sedang berduka, kami mohon agar kita semua berempati. Biarkan seluruh proses ini berjalan sebagaimana mestinya. Percayalah, kami akan melakukan proses ini dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.

Proses identifikasi korban dilaksanakan di RS Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya, dengan dukungan tenaga forensik berpengalaman. Langkah ini menjadi bagian penting dalam memastikan kejelasan identitas dan hak keluarga korban.

Kepala Kantor SAR Surabaya, Hari Adi Purnomo, membenarkan bahwa seluruh proses pencarian dan evakuasi korban di lokasi kejadian telah selesai. Namun, ia menegaskan bahwa koordinasi dengan tim DVI dan kepolisian tetap dilakukan secara intensif.

“Tim SAR gabungan sudah menyelesaikan seluruh proses pencarian. Semua korban telah berhasil ditemukan dan dievakuasi. Saat ini fokus kami adalah mendukung tim DVI dalam proses identifikasi,” ungkap Hari Adi.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh unsur yang terlibat, termasuk TNI, Polri, BPBD, dan relawan masyarakat. “Kerja sama lintas sektor ini membuktikan semangat kemanusiaan yang tinggi. Kami turut berduka cita untuk para korban dan keluarga,” tambahnya.

Sementara itu, pihak Pondok Pesantren Al Khoziny menyatakan kesedihan mendalam atas musibah yang menimpa santri dan tenaga pengajar mereka. Pengasuh Ponpes, KH. Ahmad Busyro, mengatakan pihaknya sepenuhnya mendukung langkah hukum yang diambil oleh aparat kepolisian.

“Kami sangat berduka atas musibah ini. Kami serahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak berwenang. Yang terpenting saat ini adalah mendoakan para korban dan memastikan keluarga mereka mendapatkan pendampingan,” ujar KH. Busyro dengan nada haru.

Pihak ponpes juga berjanji akan melakukan audit internal terhadap semua bangunan dan proyek pembangunan di lingkungan pesantren untuk memastikan keselamatan di masa mendatang.

Dalam tahap pascakejadian, Polda Jawa Timur melibatkan unsur Reserse, Sabhara, Brimob, serta tim teknis untuk membantu proses pembersihan material bangunan yang roboh. Setelah seluruh jenazah berhasil diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga, proses penyelidikan akan segera ditingkatkan ke tahap penyidikan.

“Kami mohon waktu karena tim DVI masih bekerja. Setelah seluruh jenazah berhasil diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga, barulah kami akan melangkah ke tahap selanjutnya,” pungkas Kombes Jules.

Peristiwa robohnya bangunan di Ponpes Al Khoziny menjadi pengingat penting tentang pentingnya pengawasan mutu konstruksi dan keselamatan lingkungan pendidikan keagamaan. Publik kini menanti langkah tegas Polda Jatim untuk memastikan keadilan bagi para korban dan mencegah tragedi serupa terulang kembali.(**)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *