SURABAYA, Nusantaraabadinews.com – Dalam gelaran acara Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-44 yang diadakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) bertajuk ‘Right to Food for a Better Life and Better Future, Leave No One Behind’, di Surabaya, pada Rabu (16/10/2024), terdapat rangkaian acara bernama ‘Gerakan Pangan Murah’ yang menawarkan berbagai komoditas pangan dengan harga terjangkau. Salah satu stan yang berpartisipasi ialah, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPP) Kota Surabaya, yang memamerkan produk unggulan urban farming hasil binaan mereka.
Produk di Stan DKPP Surabaya, menampilkan hasil produk unggulan dari kampung sayur Kosaghra Lestari, sebuah kampung panel yang menjadi percontohan dalam program urban farming di Surabaya. Salah satu produk-produk segar yang dipamerkan ialah produk Kampung Sayur Suroboyo atau disebut ‘KaSurBoyo’.
Selain menjual bahan pangan murah, stan DKPP Kota Surabaya tersebut, juga membawa visi besar, yakni mempromosikan keberhasilan urban farming yang digerakkan di kampung-kampung binaan yang turut melibatkan para mahasiswa Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) batch-7 oleh Kemendikbudristek.
Salah satu mahasiswa yang tergabung dalam MSIB batch-7 bagian Marketing Promotion bernama Aflakhul Muzakka menyampaikan, bahwa mahasiswa MSIB disini juga berperan dalam mempromosikan kampung-kampung sayur binaan DKPP. “Saya dan teman-teman bertugas sebagai bagian dari Marketing and Promotion. Di batch-7, kami ditugaskan di empat kampung sayur binaan, yaitu Oase Songo, Sepoloh D’bozem, Gangnam Rojo, dan Sri Rejeki Jitu,” kata mahasiswa yang akrab disapa Zaka itu.
Zaka yang merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Trunojoyo Madura itu menjelaskan, setiap kampung memiliki ciri khas dan keunggulan masing-masing. “Misalnya Kampoeng Oase Songo yang berfokus pada pengelolaan lingkungan, sementara Sepoloh D’bozem unggul dalam budidaya lele,” ungkap Zaka.
Dikatakan Zaka, bahwa mahasiswa MSIB tidak hanya terlibat dalam promosi langsung, tetapi juga membantu dalam menyusun strategi pemasaran, seperti mengajukan proposal eduwisata ke sekolah-sekolah.
Diketahui, Eduwisata atau singkatan dari Wisata Edukasi sendiri merupakan program utama yang ingin dikembangkan oleh mahasiswa MSIB di tiap kampung binaan, yang mana menjadikan kampung-kampung tersebut menjadi destinasi wisata untuk belajar tentang pengelolaan lingkungan. “Kami ingin agar eduwisata ini bisa menarik pengunjung dari luar Surabaya, sehingga mereka dapat belajar tentang pertanian perkotaan dan pengelolaan lingkungan,” jelas Zaka.
Wujud pencapaian DKPP Surabaya pada acara Gerakan Pangan Murah kali ini, adalah kesuksesan dalam menjual produk sayur segar dari Kampung Kosaghra Lestari, yang merupakan inspirasi sukses dari urban farming di Surabaya. Sementara itu, Koordinator Mentor Marketing dan Promotion Eduwisata Kampung Sayur Surabaya, Adi Chandra menuturkan, pihaknya merasa bangga karena produk urban farming dari salah satu Kampung yang dibinanya mendapatkan respon baik dari masyarakat. “Produk dari Kampung Kosaghra Lestari ludes terjual di acara ini. Ini membuktikan bahwa hasil pertanian di Surabaya, meskipun tantangan iklimnya cukup berat, tetap dapat bersaing di pasar,” ucap Adi.
Karena diketahui Kampung Kosaghra Lestari sendiri sudah berstatus kampung panel, artinya kampung tersebut sudah menjadi referensi atau rujukan bagi kampung lainnya. Adi menjelaskan, kampung Panel itu kampung yang sudah bagus. “Itu kampung yang memang menjadi percontohan, dari produksinya kemudian tata kelola termasuk ke segmen penjualannya, mereka sudah punya pelanggan yang tetap,” ujar Adi.
“Kemudian yang kedua, ini adalah kampung magang. Kampung magang MSIB ini adalah kampung yang memang dia sudah memiliki semangat, namun produksinya dan sarana-prasarananya masih terbatas. Jadi kalau kampung magang ini masih perlu penampingan, masih perlu pembinaan. Dan perlu penampingan terkait dengan strategi pemasaran dari produk-produk turunannya, kafena itulah mahasiswa MSIB diturunkan ke kampung-kampung ini,” tambah Adi.
Adi menjelaskan, mahasiswa MSIB secara rutin mengunjungi kampung-kampung magang untuk melakukan pembinaan, mengembangkan produk turunan, dan memperkuat pemasaran digital melalui platform seperti Instagram dan TikTok. “Kami menargetkan agar kampung-kampung ini tidak hanya dikenal di Surabaya, tapi juga dari luar kota. Kami ingin menarik wisatawan untuk belajar tentang urban farming, hidroponik, budik damber (budidaya lele dalam ember), dan pengelolaan lingkungan,” jelasnya.
Dengan kolaborasi antara DKPP Surabaya dan mahasiswa MSIB, Adi mengatakan, diharapkan program ini dapat memperkuat ketahanan pangan di Surabaya, sekaligus membuka peluang baru dalam sektor pariwisata berbasis edukasi lingkungan. Gerakan Pangan Murah dan rangkaian kegiatan Hari Pangan Sedunia ini menjadi momentum penting untuk mendorong kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pertanian perkotaan dan keberlanjutan pangan di masa depan melalui urban farming.
Sebagai informasi, peserta MSIB Kemendikbudristek DKPP Kota Surabaya Batch 7 2024 Posisi Marketing dan Promotion Eduwisata Pertanian KaSurBoyo ini, terdiri dari mentor dan mahasiswa terpilih. Adapun mentor tersebut ialah, sebagai Koordinator Adi Candra, Yasmin Islamiyah, Ita Tras Setyaningsih, dan Slaviyanti. Sedangkan mahasiswa MSIB ialah, Jihan Fitri Husniyah (Universitas Gadjah Mada – Pariwisata), Sefila Nesya Dewanti (Universitas Gadjah Mada – Pariwisata), Aflakhul Muzakka (Universitas Trunojoyo – Ilmu Komunikasi), Irma Jauzalia Maheswari (Telkom University Surabaya – Bisnis Digital), Nafidzah Salsabila Firdausi (Universitas Hasanuddin – Agribisnis), dan Muhammad Farhan (Universits Sebelas Maret – Agribisnis). (vin/hjr)
Dinas KOMINFO JATIM