SiIDOARJO, Nusantaraabadinews – Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Waru, Sidoarjo, sejak Selasa (1/4/2025) sore menyebabkan banjir di sejumlah wilayah. Hingga Rabu (2/4/2025), sebanyak 10 desa terdampak banjir, dengan ketinggian air mencapai lutut orang dewasa.
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa kawasan yang paling parah terdampak adalah Jalan Raya Wisma Tropodo. Warga setempat mengungkapkan bahwa pada Selasa malam, ketinggian air bahkan melebihi lutut orang dewasa, menghambat aktivitas sehari-hari.

Berdasarkan data dari Kecamatan Waru, banjir merendam 10 desa, yaitu: Pepelegi, Medaeng, Bungurasih, Waru, Kureksari, Kedungrejo, Janti, Kepuhkiriman, Tambakrejo, Tambaksawah.
Diduga, luapan beberapa sungai di wilayah tersebut, termasuk Sungai Sinir, menjadi penyebab utama banjir. Faktor lain yang memperburuk kondisi ini adalah sistem drainase yang kurang optimal.
Camat Waru, Nawari, mengungkapkan bahwa banjir di Desa Tropodo, terutama di kawasan perumahan, terjadi hampir setiap musim hujan. Salah satu penyebab utama adalah sistem irigasi yang tidak berfungsi dengan baik akibat banyaknya bangunan liar.
“Saluran irigasi di kawasan ini tidak berfungsi optimal karena banyak bangunan liar yang dimanfaatkan oleh pedagang kaki lima. Hal ini menghambat aliran air dan menyebabkan banjir saat hujan deras,” ujar Nawari kepada awak media, Rabu (2/4/2025).
Selain itu, Nawari menambahkan bahwa tingginya curah hujan yang terjadi sejak Selasa sore diperparah dengan permukaan air laut yang juga tinggi, sehingga air sulit surut.
Kondisi ini juga dikeluhkan warga setempat. Mery (40), salah satu warga Perumahan Tropodo, mengatakan bahwa banjir di lingkungannya sudah menjadi langganan setiap musim hujan.
“Setiap hujan deras, perumahan ini pasti banjir. Mungkin karena saluran air di sini kurang maksimal,” ungkap Mery.
Hal senada disampaikan oleh Novi (70), warga lainnya, yang menyebut banyak warga akhirnya memilih meninggikan rumah mereka untuk menghindari genangan.
“Kami berharap pemerintah Kabupaten Sidoarjo segera mencari solusi agar banjir ini tidak terus berulang. Kasihan warga yang setiap tahun harus berjuang menghadapi genangan air,” kata Novi.
Hingga pukul 12.00 WIB, genangan air masih terlihat di beberapa titik di Kecamatan Waru. Warga berharap ada langkah konkret dari pemerintah daerah untuk menangani masalah banjir yang sudah bertahun-tahun terjadi ini.(**)