PASSOMPE II: Annyorong Lopi Bersama IKAMI Sulsel Cabang Surabaya

  • Whatsapp
Img 20241224 Wa0178

SURABAYA, Nusantaraabadinews.com Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa/Pelajar Indonesia (IKAMI) Sulawesi Selatan Cabang Surabaya sukses menyelenggarakan kegiatan “Passompe II: Annyorong Lopi” yang digelar untuk mempererat kebersamaan dan memperkuat nilai-nilai budaya Bugis-Makassar di tanah perantauan. Kegiatan ini berlangsung dengan meriah di Gedung Teater Balai Pemuda Kota Surabaya pada 22 Desember 2024.

“Passompe” yang berarti “perantau” dalam bahasa Bugis, menjadi nama kegiatan untuk menggambarkan semangat perjuangan dan kemandirian masyarakat Sulawesi Selatan dalam merantau. Sementara itu, “Annyorong Lopi” yang berarti “mendorong perahu” adalah simbol kolaborasi dan gotong royong dalam mewujudkan tujuan bersama.

Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 700 tamu undangan yang terdiri dari mahasiswa, pelajar, dan masyarakat umum yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Pagelaran ini menampilkan tari-tarian khas Sulsel seperti Tari Pakarena hingga Tarian 4 Etnis.

Ketua IKAMI Sulsel Cabang Surabaya, Muhammad Arjun, S.Sos menyampaikan bahwa acara ini bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan budaya Sulawesi Selatan kepada masyarakat Surabaya sekaligus membangun solidaritas antargenerasi.

Img 20241224 Wa0179“Pementasan Annyorong Lopi adalah bukti nyata bahwa budaya lokal tetap bisa hidup dan relevan di era modern ini. Kami ingin menciptakan kebanggaan bagi generasi muda terhadap warisan leluhur kita,” ujarnya.

Melalui kegiatan ini IKAMI Sulsel Cabang Surabaya akan terus berkomitmen untuk menjadi pelaku pelestarian budaya Sulawesi Selatan.

“Kami dari IKAMI Sulsel Cabang Surabaya sebagai organisasi yang memiliki komitmen penuh, dalam pelestarian budaya dan nilai-nilai luhur Sulawesi Selatan akan terus berupaya menjadi pelaku pelestarian meskipun tentu saja dihadapkan dengan berbagai macam persoalan dan keterbatasan”. Tambahnya

“Kami berharap kegiatan seperti ini tidak hanya dilaksanakan oleh IKAMI Sulsel saja, tapi organisasi daerah lainnya di Surabaya atau kalau boleh ada pementasan besar yang tak hanya melibatkan satu organisasi mahasiswa daerah saja. Hal ini dapat menjadi wajah baik untuk kota surabaya sebagai kota yang cinta terhadap bukan saja budaya yang ada di Surabaya, di Jawa timur, tetapi budaya nasional”. Tutupnya. (Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *