SURABAYA, Nusantaraabadinews – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur kembali menggelar pertemuan rutin dengan mengusung tema “Sehat Lahir Batin untuk Ketahanan Keluarga.” Acara ini menyoroti pentingnya peran ibu dalam membangun keluarga berkualitas serta urgensi kesehatan mental bagi masyarakat Jawa Timur.
Hadir dalam acara tersebut, Nyai Khodijah Nafis, S.HI., M.Ag., seorang tokoh milenial yang aktif dalam kepengurusan Pondok Pesantren Nurul Huda sekaligus Ketua Forum Fatayat NU. Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Dra. Maria Ernawati, M.M., turut memberikan apresiasi kepada pengurus DWP atas kontribusi aktif mereka dalam program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).

Dalam sambutannya, Maria Ernawati menegaskan peran strategis DWP dalam membangun ketahanan keluarga.
“Anggota Dharma Wanita mayoritas adalah ibu-ibu yang memiliki peran penting dalam membangun keluarga, bangsa, dan negara. Dari ibu lah kita pertama kali melihat bagaimana kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia tetap terjaga dan berkualitas,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya persiapan fisik dan mental bagi calon ibu sebelum kehamilan untuk mencegah stunting.
“Seorang ibu harus menyiapkan diri dengan baik, baik secara fisik maupun mental, agar anak yang dilahirkan terhindar dari stunting,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Maria Ernawati menjelaskan bahwa berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 140 Tahun 2004, lembaga BKKBN telah berkembang menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Transformasi ini memperkuat tanggung jawab BKKBN dalam mengendalikan kependudukan serta membangun ketahanan keluarga sesuai visi Presiden.
Ia juga mengingatkan kembali tentang delapan fungsi keluarga yang menjadi program utama BKKBN, yaitu: Fungsi agama, Fungsi ekonomi, Fungsi perlindungan, Fungsi sosial budaya, Fungsi pendidikan, Fungsi cinta kasih, Fungsi reproduksi, Fungsi lingkungan.
Salah satu isu utama yang dibahas dalam pertemuan ini adalah tingginya angka pernikahan anak di Jawa Timur. Fenomena ini menjadi sorotan karena berdampak pada tingginya angka perceraian, ketidaksiapan mental dan ekonomi pasangan muda, serta berujung pada meningkatnya kasus stunting pada anak.
“Pernikahan usia dini sering kali berujung pada perceraian serta ketidaksiapan mental dan ekonomi, yang akhirnya berdampak pada kelahiran anak-anak yang mengalami stunting. Ini yang harus kita cegah bersama,” tegas Maria Ernawati.
Selain diskusi, acara ini juga diramaikan dengan demo memasak produk UMKM, yang menunjukkan upaya DWP dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya melalui pemberdayaan ekonomi keluarga.
Menjelang bulan suci Ramadan, Maria Ernawati turut menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh peserta atas nama pribadi dan jajaran BKKBN Jatim. Acara ditutup dengan tausiah dari Nyai Khodijah Nafis, yang memberikan wawasan tentang pentingnya membina hubungan keluarga dalam menyambut bulan suci Ramadan.(**)