SURABAYA, Nusantaraabadinews.com – Menyambut Hari Bhayangkara ke-79 yang jatuh pada 1 Juli 2025, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Lutfi Sulistiawan menggelar serangkaian anjangsana yang menggambarkan kuatnya nilai-nilai empati, solidaritas, dan kemanusiaan dalam tubuh Kepolisian Republik Indonesia.
Dalam aksi nyata yang sarat makna ini, Kombes Pol Lutfi tidak hanya menjalankan tugas sebagai aparat penegak hukum, tetapi juga sebagai representasi wajah Polri yang peduli dan hadir di tengah masyarakat dengan hati nurani.

Anjangsana pertama dilakukan di UPT Perlindungan dan Pelayanan Sosial Asuhan Balita, Sidoarjo. Di lokasi ini, Kapolrestabes menyambangi anak-anak balita yang membutuhkan perlindungan negara. Ia datang membawa kasih sayang, bukan sekadar seremonial, namun menghadirkan kehangatan yang tulus.
Kehadiran perwira tinggi ini disambut senyum polos anak-anak yang tampak antusias. Kehangatan interaksi antara Polri dan anak-anak menggambarkan sisi lain dari penegak hukum—yakni pelindung sejati masa depan bangsa.
Selanjutnya, Kombes Pol Lutfi menyambangi Panti Werdha Hargo Dedali, Jalan Manyar Kartika, Surabaya. Di tempat ini, suasana haru menyelimuti pertemuan dengan para lansia. Dengan penuh hormat, ia menyapa dan berdialog seperti anak kepada orang tua.
“Kami datang bukan hanya sebagai polisi, tapi sebagai anak, sebagai cucu yang ingin memberikan kebahagiaan meski hanya sejenak,” ucapnya, menandai betapa dalam nilai empati yang ia junjung.
Tak berhenti di situ, rangkaian anjangsana berlanjut ke kawasan makam Rangkah Surabaya, tempat anak-anak penyandang disabilitas tinggal. Kunjungan ini menjadi momen reflektif yang menegaskan pentingnya kesetaraan dan keberpihakan sosial.
Polri, melalui Kapolrestabes Surabaya, menegaskan bahwa pelayanan terhadap masyarakat bukan hanya bersifat formalistik, tetapi juga menyentuh sisi kemanusiaan yang sejati.
Kegiatan ditutup dengan kunjungan mengharukan kepada IPDA Ahmad Nurhadi, anggota kepolisian yang menjadi korban ledakan bom Gereja Santa Maria Tak Bercela beberapa tahun silam. Kondisinya yang masih dalam pemulihan tidak mengurangi semangat juangnya sebagai Bhayangkara sejati.
“Ini bentuk penghargaan kami atas keberanian dan pengabdian luar biasa beliau. Semangat juangnya tidak boleh padam, dan kami ada untuk mendampingi,” ujar Kombes Lutfi penuh penghormatan.
Anjangsana menjelang Hari Bhayangkara ke-79 ini bukan sekadar ritual tahunan, tetapi menjadi cerminan nilai-nilai luhur Tribrata Polri. Empati, keberpihakan kepada yang lemah, dan penghormatan terhadap sesama menjadi fondasi kuat membangun citra Polri yang humanis.
Kombes Pol Lutfi Sulistiawan dan jajarannya telah menunjukkan bahwa semangat Bhayangkara tidak hanya terpancar dari seragam dan pangkat, tetapi dari keikhlasan untuk melayani dan mengayomi sepenuh hati.(**)