Prostitusi Online di Tambak Wedi Kian Marak, Warga Resah Tanpa Tindakan Tegas

  • Whatsapp
Img 20250204 Wa0002
Foto Ilustrasi

SURABAYA, Nusantaraabadinews – Setelah sebelumnya dikejutkan dengan peredaran minuman keras (miras) jenis arak, kini warga Tambak Wedi, Kecamatan Kenjeran, Surabaya kembali dibuat resah oleh maraknya praktik prostitusi online. Dengan memanfaatkan aplikasi media sosial, para pekerja seks komersial (PSK) diduga leluasa bertransaksi dan menjadikan sebuah rumah kost di RW 02 sebagai lokasi utama aktivitas tersebut.

Rumah kost bertingkat yang diduga menjadi sarang prostitusi ini tampaknya luput dari pantauan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) maupun pihak kelurahan dan kecamatan.

Bacaan Lainnya

Hasil investigasi mengungkapkan bahwa rumah kost ini tetap beroperasi tanpa adanya teguran dari RT maupun RW setempat. Salah satu PSK, Mawar (nama samaran), secara terang-terangan menawarkan jasanya melalui aplikasi online dengan tarif mulai dari Rp200 ribu hingga Rp500 ribu.

“Net Rp200 ribu, aman di sini mas, jam berapa pun. Kalau serius langsung saya share lokasi,” ujar Mawar dalam percakapan melalui aplikasi pesan instan.

Setelah harga disepakati, komunikasi pun berlanjut melalui WhatsApp dan video call (VC). Meski pagar kampung dikunci, para pelanggan diarahkan melalui jalan tembusan di kampung sebelah.

Suasana di sekitar rumah kost terlihat gelap dengan lampu jalan yang mati, diduga sengaja dipadamkan untuk mempermudah aktivitas ilegal ini. Beberapa pemuda tampak keluar-masuk rumah kost tanpa hambatan.

Salah satu penghuni kost lain mengungkapkan bahwa aktivitas prostitusi di tempat tersebut sudah berlangsung lama dan berjalan aman.

“Tenang, pasti aman mas. Siang malam pun bebas. Gak ada razia. Semua orang sudah tahu kos ini seperti apa. Kalau malam lampunya memang sengaja dimatikan,” ucap seorang wanita yang juga menawarkan jasa di lokasi tersebut.

Rumah kost ini diduga dihuni oleh lebih dari empat wanita yang menawarkan jasa prostitusi secara online.

Ketua RW 02 Tambak Wedi, Mustakim, mengaku sudah melaporkan dugaan prostitusi ini ke pihak kelurahan. Namun, hingga kini belum ada tindakan konkret.

“Sudah saya laporkan. RT-RW juga sudah melapor ke lurah. Kalau mau lebih jelas, tanyakan langsung ke kelurahan,” ujar Mustakim, Sabtu (1/2/2025).

Sementara itu, Lurah Tambak Wedi, Mat Lillah, mengklaim pihaknya sudah melakukan operasi yustisi terkait dugaan prostitusi di wilayah tersebut.

“Sudah kami yustisi semua, mas,” kata Lillah saat dikonfirmasi, Senin (3/2/2025).

Dia juga menegaskan bahwa pihak kelurahan terus mengingatkan RT dan RW agar menjaga lingkungan dari praktik prostitusi dan peredaran miras.

“Kami sudah sering mengingatkan RT-RW serta masyarakat agar jogo kampung (menjaga kampung) dari perbuatan buruk seperti prostitusi dan miras,” tambahnya.

Seorang warga Tambak Wedi yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa rumah kost yang menjadi tempat prostitusi ini semakin beroperasi secara terang-terangan.

“Bebas 24 jam, mas. Yang kos di sana gak jelas semua. Warga sudah tahu dan sudah melapor, tapi sampai sekarang belum ada tindakan,” ungkapnya.

Maraknya prostitusi online ini semakin memperburuk citra wilayah Tambak Wedi. Warga berharap pihak berwenang segera mengambil tindakan tegas agar lingkungan mereka tidak semakin tercemar oleh praktik ilegal ini.(**)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *